Saatnya Divestasi Saham Freepot Diberikan Bagi Tanah Papua
Image caption Presiden Joko Widodo diharapkan dapat melakukan terobosan politik dalam menyelesaikan isu separatisme atau kemerdekaan Papua.
Presiden Joko Widodo akan melakukan
kunjungan kerja ke Papua di tengah harapan adanya terobosan politik untuk
menyelesaikan secara damai masalah kekerasan dan separatisme di wilayah itu.
Sejumlah aksi kekerasan di Papua
yang melibatkan kelompok sipil bersenjata dan aparat keamanan Indonesia sejauh
ini telah mengakibatkan korban di kedua pihak dan kalangan sipil.
Pemerintah Indonesia selalu
mengatakan, pihaknya tidak lagi menggunakan pendekatan keamanan di Papua,
melainkan pendekatan kesejahteraan yang antara lain ditandai pemberlakuan
kebijakan Otonomi khusus "diperluas".
Image caption Walaupun telah
diberlakukan Otonomi khusus di Papua, ide kemerdekaan atau separatisme di
wilayah itu masih disuarakan sebagian masyarakat di wilayah itu.
Tetapi sejumlah orang serta
organisasi pemerhati persoalan HAM di Papua menganggap, aparat polisi dan TNI
secara diam-diam masih melakukan pendekatan keamanan.
Hal ini mereka buktikan dengan
adanya peradilan dan pemenjaraan terhadap orang-orang Papua (belakangan disebut
"Tapol Papua") yang memiliki pandangan dan sikap politik yang berbeda
dengan Jakarta.
Pembebasan
tapol Papua?
Dalam kampanyenya, mereka juga
menolak kebijakan Otonomi khusus "diperluas" yang dijanjikan oleh
Jakarta, karena dianggap bukan penyelesaian hakiki.
Sebagai jalan keluar, mereka
menuntut agar Tapol Papua itu dibebaskan dan sekalian menyodorkan konsep dialog
damai yang melibatkan kelompok-kelompok yang menamakan diri Organisasi Papua
Merdeka, OPM.
Image caption Pemerintah Indonesia
dan sebagian masyarakatnya menolak ide pemisahan diri Papua dari Indonesia.
Dari sudut pandang Indonesia, para
tahanan politik ini diadili dan dipenjarakan karena menyuarakan aspirasi
pemisahan diri dari Indonesia alias separatisme dengan aksi kekerasan.
Secara resmi, Jakarta juga jelas
menolak mentah-mentah materi dialog yang berisi tuntutan referendum yang
disuarakan OPM.
Sampai di sini, harapan adanya
penyelesaian politik melalui dialog damai seolah-olah mengalami jalan buntu.
Dan dikhawatirkan penyelesaian masalah di Papua bakal menjadi berlarut-larut.
Apa
komentar Anda?
Adakah alternatif jalan lain yang
dapat dilakukan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan masalah di Papua, selain
kebijakan Otonomi khusus?
Jika dialog damai yang dipilih,
sampai batas mana materi dialog itu dapat dikompromikan?
Apakah tuntutan pembebasan tahanan
politik di Papua merupakan opsi terbaik sebagai proses awal dialog damai?
Image caption Sejumlah aksi
kekerasan di Papua yang melibatkan kelompok sipil bersenjata dan aparat
keamanan Indonesia sejauh ini telah mengakibatkan korban di kedua pihak dan
kalangan sipil.
Kirim pendapat Anda lewat indonesia@bbc.co.uk
atau lewat Facebook BBC Indonesia maupun Twitter.
Rangkuman pendapat akan disiarkan
dalam BBC Dunia Pagi Ini, Kamis 14 Mei 2015, pada pukul 05.00 WIB. Dan berikut
sebagian komentar yang dikirim ke emai dan Facebook BBC Indonesia:
Ragam
komentar
"Secara resmi Jakarta menolak
dialog Jakarta-Papua, karena Jakarta tidak tahu sejarah orang papua dalam
proses aneksasi Papua ke pangkuan NKRI. Bila hal ini ditelusuri, maka jakarta
akan dipersalahkan. Karena itulah Jakarta takut dan ditolak secara resmi,
karena tidak punya bukti dan dasar untuk menjawab hal tersebut."
(Antipmen, Jayapura, Papua)
"Isu papua merdeka sudah
menjadi komoditas oleh politisi lokal yang sebagian besar merupakan pejabat
pemerintah daerah. Politisi ini hampir mirip dengan era pra-referendum Timor
Timur. Jika Papua merdeka, mereka akan mendapatkan posisi strategis dengan
dasar kualitas sumber daya manusia, adapun Papua tidak merdeka, mereka tetap
pada jabatannya dengan segala fasilitas yang diakses. Pejabat politisi ini
menjaga status keamanan yang bisa "dikondisikan". Solusi adalah
memberikan pembangunan yang langsung dinikmati rakyat dalam jangka
panjang." (Sigit, Klaten, Jateng)
"Marilah semuanya kembali ke
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Kalo emang pemerintahnya
salah, tolong dibenahi dan ditata ulang. Untuk Papua jangan pakek emosi ha
kaka. Kita 'kan bersaudara to kaka. Sonde usa pakek emosi, pakek
kepala dingin..." (Fajar Diktator, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"... Kita berharap
saudara-saudara kita di Papua ambil jalan cerdas, jangan mau ditunggangi pihak
asing. Tapi Indonesia juga harus secepat kilat berbenah setelah reformasi untuk
mewujudkan bahwa negara ini ada buat semua rakyat, termasuk saudara kita orang
Papua. Kemerdekaan adalah hak, memang itu betul, tapi setidaknya kita mengambil
jalan yang cerdas. Pertama, otonomi khusus itu 'kan memberi hak
seluas-luasnya buat putra daerah untuk membangun daerah sendiri;
Jabatan-jabatan strategis sudah ada di tangan putra-putra daerah Papua; Terus
buktinya juga ada putri Papua yang menjabat sebagai menteri setelah era
reformasi. Berarti ini komitmen bahwa orang Papua adalah bangsa Melanesia yang
diakui bergabung di NKRI dan putra-putri Papua berhak bisa hidup dan bekerja di
manapun dalam kerangka negara NKRI..." (Yoga Art, Komunitas Facebook BBC
Indonesia).
'Harus
tegas'
"Harus tegas terhadap
separatisme." (Erwin N, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Kita memang beda, bagaikan
baja dan tanah liat, jadi sampai kapanpun tidak akan sehati untuk bersama.
(Edin pedai, Waropen, Papua)
"Orang luar banyak yang iri
melihat NKRI bersatu. Mereka akan mencari kelemahan pemerintah sebagai alasan
memecah belah. Seharusnya pemerintah benar-benar bersih untuk mewujudkan
pembangunan yang merata. Jangan ada korupsi dari pusat ke daerah. Kesejahteraan
rakyat harus diutamakan. Semoga belum terlambat menyelamatkan Papua dan
kedaulatan NKRI." (Su Hesi, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Sebetulnya
pembangunan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, kesehatan harus diperhatikan.
Percuma punya penghasilan besar tidak memperhatikan rakyatnya terutama sumber
daya manusia. Pemerataan pembangunan sangat perlu di Papua, supaya aman damai
tentram. Penghasilan Freeport saja sudah cukup untuk membangun tanah
Papua." (Novri Wl Iroth, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Papua hanya jadi sapi perah
bangsa Jawa. Negera Federasi yang diperlukan. Negara kesatuan omong kosong,
tidak akan pernah menyelesaikan masalah, apalagi transmigran hanya biang
kekacauan di tanah Papua. Republik Indonesia Serikat (RIS) harga mati."
(Erlan Bernat Tambayong, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Kita bangun seribu sekolahan,
seribu perpustakaan. Kita didik saudara-saudara di sana. Nah, 20 tahun lagi,
silahkan memilih revolusi damai, jangan dengan senjata dan kekerasan."
(Den Basito, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
'Indahnya
hidup di negara sendiri'
"Daripada pisah dari NKRI,
lebih baik diberi otonomi khusus, seperti Aceh. Daripada membangun negara dari
awal, lebih baik memperbaiki. Karena, rakyat Papua belum tentu bersatu jika
merdeka. Takutnya banyak kepentingan dari negara-negara Barat, nanti tetap saja
rakyat kecil (Papua) sengsara." (La Wan Tyrann, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
"Tak ada harga mati. NKRI akan
pecah jika Papua tetap dianaktirikan. Biarlah Papua menjadi bersatu di NKRI,
tapi dengan dua sistem pemerintahan." (Eliensen Ratana, Komunitas Facebook
BBC Indonesia)
"Kalau gak bisa
sejahterakan (rakyat Papua), ya, seperti keputusan Pak BJ habibie saja, biar
mereka (rakyat Papua) merasakan indahnya hidup di negara sendiri."
(Yuswardi Razali Sadad, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Bangsa negara
Papua harus terlepaskan diri dari NKRI, karena kulit beda, rambut juga beda.
Jadi harus baku pisah..." (Ipou Keiya Dapuwa, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
"Papua adalah bagian tak
terpisahkan dari Indonesia, mereka adalah saudara kita. Pemerintah harus
tanggap terhadap saudara-saudara kita di sana. Mereka harus maju, bagaimanapun
caranya. Jangan sampai seperti Papua Nugini merdeka, tapi realitanya mereka
dikuasai asing. Mereka tetap tertinggal dan dalam kendali Australia."
(Pras Prasetyo, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Jangan sampek kayak
Timor Leste." (Ardy Dragnel, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"... Kalau mau lihat hasil
Papua merdeka, mudah saja. Lihat Papua Nugini. Mereka merdeka tapi tidak
terlihat merdeka. Apa mereka sudah maju makmur damai sentosa? Budaya, sifat,
topografi dan hasil alamnya sama. Hasil alam yang mereka miliki sama sekali
tidak memuda mereka makmur. Mereka hidup terbelakang dibandingkan negara ASEAN
lainnya." (Sugiarta Nur Saputra, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
'Beda
kulit, beda rambut... harus pisah'
"Bangsa negara Papua harus
terlepaskan diri dari NKRI, karena kulit beda, rambut juga beda. Jadi harus baku
pisah..." (Ipou Keiya Dapuwa, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"NKRI adalah harga mati. Untuk
pemimpin negara ini tolong perhatikan rakyat Indonesia yang ada di Papua,
mereka sudah lama terpinggirkan dalam pembangunan, tingkatkan kesejahteraan
mereka agar mereka bisa hidup lebih layak lagi." (Munajat Sianipar,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Bangsa negara
Papua harus terlepaskan diri dari NKRI, karena kulit beda, rambut juga beda.
Jadi harus baku pisah..." (Ipou Keiya Dapuwa, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
"Tiga masalah mendasar yang
harus diselesaikan Jokowi untuk Papua damai dalam NKRI adalah: Satu,
Ketidakkonsistenan dalam mengimplementasi UU Otsus; Dua, adanya konflik
vertikal antara Pemerintah Indonesia dan OPM; Dan ketiga, ketidakpastian
tentang keberadaan dan masa depan Orang asli Papua dalam NKRI. Pemerintah perlu
memikirkan bagaimana caranya untuk mengatasi tiga masalah mendasar di atas
secara komprehensif, damai, dan tanpa pertumpahan darah, seperti pembebasan
Tapol, kebebasan pers dan sebagaianya. Ditunggu kreatifitas Pak Jusuf Kalla
seperti saat mendamaikan NAD (Nangro Aceh Darussalam) dulu." (Ag Paulus,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Wajar rakyat Papua marah, dan
minta keluar dari NKRI. Karena selama ini pemerintah kita tidak memperhatikan
rakyat Papua. Tapi mudah-mudahan mereka tetap teguh bertahan di NKRI."
(Humaidi La Saane, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Rangkul Papua Pak Jokowi.
Jangan pernah lepas lagi satu provinsi pun dari bumi Indonesia. Pengalaman
pahit tentang Timtim." (Armalia Purwati, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Yang pertama adalah
menciptakan rasa nasionalisme bagi orang Papua. Orang Papua juga sering konflik
beda suku, jadi seharusnya mereka mendamaikan diri sendiri dahulu. Separatis di
Papua 'kan karena ada yang memodali mereka. Mesti dicari tuh siapa
dalangnya." (Shembok Juminten, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
'Cari
jalan damai'
"... Poinnya kita cari jalan
damai saja, kalau kita cerdas. Karena dengan otonomi khusus, sebenarnya rakyat
Papua bisa menentukan nasib sendiri, cuma masih dalam lingkup NKRI. Percayalah,
Indonesia era reformasi sudah berubah... Kalau (disebut) Papua dijajah
indonesia, tidak mungkinlah kalau putra-putra daerah Papua bisa mengenyam
pendidikan sekolah dan kuliah di Yogyakarta. Ini bukti rakyat Papua sudah
merdeka dan biarlah Indonesia menjalankan ideologi Pancasila yang
sebenar-benarnya. Apabila Papua dikuasai bangsa asing lain, yang belum tentu
berniat baik, karena sudah menjadi kebiasaan bangsa-bangsa lain itu berbuat
baik tapi di balik itu pasti ada maunya... Sumber daya alam itu di dunia
sekarang sedang menjadi rebutan. Untuk itulah, sambil masyarakat Papua belajar
memperbaiki sumber daya manusianyanya. Kalau nanti sudah benar-benar bagus 'kan
bisa mengelola sumber daya alamnya, tanpa ditekan Jakarta lagi, karena era
reformasi itulah sebenarnya kita ini harus benar-benar sudah merdeka."
(Yoga Art, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Mudah-mudahan
Pak Jokowi bisa mempertahankan wilayah Papua. Siapa yang menentang negara
Indonesia langsung sikat, pak! Biar habis!" (Ros Brekg Fc, Komunitas
Facebook BBC Indonesia).
"Solusinya adalah (Papua)
bagian tak terpisahkan dari NKRI, titik! (Djenny Suharso, Komunitas Facebook
BBC Indonesia)
"Papua sampe kiamat pun
bagian dari Indonesia. Mari pemuda Papua bergandeng tangan membangun Papua.
Semua rakyat Indonesia adalah sama, di Jawa pun ada yang masih susah cari
makan." (Agung Wahyudi, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Yang ingin memecah belah NKRI
tumpas habis tanpa kompromi. Dan presiden wajib memakmurkan seluruh nusantara,
termasuk Papua." (Imanun Nun, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Pemerintah harus tindak tegas
separatis seperti OPM." (Muryani Ummi Naufal, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
'Lebih
baik referendum'
"Ambil alih kekayaan Papua.
Jangan dikelola asing. Rakyatnya (Papua) sejahterakan." (Abu Hafidz,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Lebih baik kasih referendum,
biar jelas merdeka, berdiri sendiri atau menderita dalam NKRI." (Fahsan
Chan, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Jangan salahkan negara-negara
lain yang merekrut. Negara kita saja nggak becus pulau sendiri. Banyak pulau
bagian timur dianaktirikan. Persetan dengan pemerintah! Dikasih korupsi
baru becus!" (Arnick Outsiderkarankasem, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption Presiden Joko Widodo
mengumumkan pemberian grasi kepada lima orang tahanan politik yang terlibat
Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Tugas pemerintah adalah
mensejahterakan rakyat Papua." (Sunhaji Sunhaji, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
"Bangun Papua supaya rakyatnya
sejahtera, pasti aman dan damai. Itu yang harus dilakukan pemerintah
pusat." (La Wan Tyrann, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Mudah-mudahan Pak Jokowi bisa
mempertahankan wilayah Papua. Siapa yang menentang negara Indonesia langsung
sikat, pak! Biar habis!" (Ros Brekg Fc, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Kalo nggak diperlakukan
adil, keluar lebih baik, karena sudah hak yang ditindas." (Abrar Solikhin,
Komunitas Facebook BBC Indonesia).
'NKRI
harga mati'
"NKRI adalah harga mati, semoga
pemerintah dan rakyat Papua bisa bersatu paham untuk mencari win-win
solution atau jalan tengah demi Keutuhan NKRI tercinta, Tanah Air Beta."
(Mochammad Nasir, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Kalau udah tidak di urus, mau
apalagi." (Sahiruddin Kholil, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Asing hanya ingin menguasai
Papua dan setelah itu mendukung kemerdekaan Papua! Buntut-buntutnya mengambil
keuntungan dari perut bumi Papua! Be smart!" (Pasek Agus, Komunitas
Facebook BBC Indonesia).
Image caption "Kalau takut
Papua merdeka, sejahterakan mereka. PR buat kepala negara (Presiden), biarlah
sekali kali blusukan di tempat konflik. Yang bagi mereka merasa di rampas hak
hidupnya, cari solusi terbaik. Biarkan penduduk Papua bisa menikmati kekayaan
alamnya dan tetap bersama NKRI." (Slamet Widodo, Komunitas Facebook BBC
Indonesia)
"Orang Papua sama dengan orang
NKRI? Copa jelaskan baik-baik: Dari sudut mana orang Papua itu NKRI? Kulitnya,
rasnya, rambut, atau satu pulau dengan NKRI? 53 tahun NKRI kasih
kesempatan untuk membangun, kau pikir apa? Merampas kekayaan saja! NKRI sudah
terlambat, sekarang bukan zamannya penjajah, tapi zaman global. Jadi, setiap
negara yang menjajah harus dihapuskan..." (Memendas Soll, Komunitas
Facebook BBC Indonesia)
"Coba ibukota negara pindah ke
Papua." (Carinda Aprillia, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Papua lebih baik merdeka
daripada dalam bingkai New Kolonial Republik Indonesia atau NKRI."
(Remy Rivana, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Kalau takut Papua merdeka,
sejahterakan mereka. PR buat kepala negara (Presiden), biarlah sekali kali
blusukan di tempat konflik. Yang bagi mereka merasa di rampas hak hidupnya,
cari solusi terbaik. Biarkan penduduk Papua bisa menikmati kekayaan alamnya dan
tetap bersama NKRI." (Slamet Widodo, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Merdeka
dan sapi perah
"Jika kita sayang kepada
saudara kita di Papua, biarkan mereka merdeka, dari pada dijadikan sapi perah
oleh NKRI (katanya)." (Wahyono Jati, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Kunjungan Jokowi ke Papua
tidak akan mengubah Papua apapun upayanya, karena otsus saja dianggap gagal.
Tuntutan tahanan politik (Organisasi) Papua Merdeka untuk dibebaskan, itu
memang wajar karena mereka ditangkap dan ditahan saat melakukan orasi politik.
Mereka ditahan dengan alasan yang tidak wajar. Jadi lebih bagus Undang-Undang
1945 dihapus saja, karena mereka berorasi berdasarkan amanat UUD 1945. Dialog
Indonesia-Papua adalah solusi untuk menuju kemerdekaan, bukan berarti dialog
dan langsung merdeka." (Thopel Trys, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Sebetulnya
pembangunan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, kesehatan harus diperhatikan.
Percuma punya penghasilan besar tidak memperhatikan rakyatnya terutama sumber
daya manusia. Pemerataan pembangunan sangat perlu di Papua, supaya aman damai
tentram. Penghasilan Freeport saja sudah cukup untuk membangun tanah
Papua." (Novri Wl Iroth, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Sebetulnya pembangunan
ekonomi, pendidikan, infrastruktur, kesehatan harus diperhatikan. Percuma punya
penghasilan besar tidak memperhatikan rakyatnya terutama sumber daya manusia.
Pemerataan pembangunan sangat perlu di Papua, supaya aman damai tentram. Penghasilan
Freeport saja sudah cukup untuk membangun tanah Papua." (Novri Wl Iroth,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Negara Australia sudah berdiri
lebih dari 200 tahun yang lalu, namun tidak satu pun suku asli Australia
(Aborigin) dapat menjadi warga kelas satu, apalagi mau menjadi gubernur atau
menteri negara. Irian Jaya bergabung dengan Indonesia tahun 1963, namun putra
daerah duduk sederajat dalam berkiprah memajukan bangsa. Putra Papua banyak
menjadi pejabat tinggi negara. Biang kerok kemiskinan di Papua adalah
oknum-oknum pejabat putra Papua yangg berkolaborasi dengan para oknum-oknum
pejabat eksekutif dan legislatif di Jakarta." (Billal Al Bukhari,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Nek Podo ngomong Nang Sosmed
Podo Pinter Komen2 yo...Ra Ngerasaknee Wae Penderitaane Wong Ngono Monggo
Dolan2 Maring Papua Ben Iso Ngerti Dewe."
(Kalau berbicara di sosial media, semua komentarnya pintar. Coba rasakan
sendiri bagaimana penderitaan rakyat Papua. Mari jalan-jalan ke Papua, biar
memahami secara langsung). (Zikriy Abdillah, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
Menentukan
nasib sendiri
"Bebaskan saja, biarlah rakyat
Papua merasa tenang." (Raul Decaprio, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"... Biar orang Papua akan
menentukan nasibnya sendiri. Jadi, mas dan mbak kalau belum
mengerti persoalan di papua, kasihan terlalu banyak keluarkan energi. Karena
Papua sudah dijanjikan, suatu saat dia akan merdeka... Karena sudah tidak ada
cara lain lagi yang mau dipakai untuk damaikan Papua." (Konberef Woru, Komunitas
Facebook BBC Indonesia)
Image caption "Jangan salahkan
Papua, kalau mereka seperti sekarang ini, karena keadilan buat Papua dan
perhatian pemerintah terhadap Papua tidak diperhatikan. Cuma pulau Jawa saja
yang diperhatiin Pak Jokowi, buktiin semua omongan lo, jangan cuman
omdong." (Sholihin Batam Mio-club, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Amerika dan Australia, bahkan
Belanda, negara yangg selalu cari celah agar Papua lepas dari NKRI.
Mudah-mudahan Jokowi jangan lengah, walapun dia bukan dari kalangan
militer." (Afkar Raihan, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Jangan salahkan Papua, kalau
mereka seperti sekarang ini, karena keadilan buat Papua dan perhatian
pemerintah terhadap Papua tidak diperhatikan. Cuma pulau Jawa saja yang diperhatiin
Pak Jokowi, buktiin semua omongan lo, jangan cuman omdong."
(Sholihin Batam Mio-club, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Ajak makan aja. 'Kan
Jokowi kalau sudah ajak makan, semua masalah beres." (Dedi Haryadi,
Komunitas Facebook BBC Indonesia)
'Aceh,
Papua, apa lagi?'
"Ide siapa dulu yg berdamai
dengan pemberontak di Aceh? Sekarang Papua. Ntar mana lagi nih.
Lama-lama negara ini balik mundur jadi negara bagian kayak Amerika."
(GlöÇk Whîtè, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Mimpi di siang bolong untuk
mensejahterakan rakyat Papua. Rakyat Papua tidak minta itu. Rakyat Papua minta
penyelesaian status politik Papua masuk NKRI dan pelangaran HAM di Papua. Kalau
Pemerintah RI mau bangun Papua silakan saja, tapi sayang upaya indonesia akan
sia sia saja, karena itu bukan kemauan rakyat Papua." (Ojax Xedix,
Komunitas Facebook BBC Indonesia).
Image caption "Mimpi di siang
bolong untuk mensejahterakan rakyat Papua. Rakyat Papua tidak minta itu. Rakyat
Papua minta penyelesaian status politik Papua masuk NKRI dan pelangaran HAM di
Papua. Kalau Pemerintah RI mau bangun Papua silakan saja, tapi sayang upaya
indonesia akan sia sia saja, karena itu bukan kemauan rakyat Papua." (Ojax
Xedix, Komunitas Facebook BBC Indonesia).
"Sejahterakan mereka, itu saja!
Jika mereka merasakan adanya "pemerintah yang sebenar-benarnya di
sana", mereka pun tak akan melakukan gerakan separatis. Kesenjangan
ekonomi antara pribumi dan pendatang, antara tanah Papua dan daerah lainlah
yang mengakibatkan mereka begitu." (Hiroku Kinawa, Komunitas Facebook BBC
Indonesia) "Papua harus maju, biarkan kekayaan Papua untuk membangun
Papua. Semua rakyat Indonesia bertanggungjawab pada Papua. Papua adalah
Nusantara yang tak terpisahkan. Bila pemerintah pusat tidak (menganggap) adik
pada papua, harus kita jewer. Sudah saatnya Nusantara harum dari tanah Papua.
Kalau perlu ibu kota pemerintahan pindah ke Papua atau Presiden RI orang
Papua." (Moerthydjono Hamman, Komunitas Facebook BBC Indonesia)
"Langkah yang diambil Pak
Jokowi sudah tepat, namun bapak harus lebih intensif lagi melakukan dialog
dengan orang asli Papua. Dengarkan suara dan aspirasi mereka dengan baik
sebelum mengambil tindakan. Masyarakat Papua cinta kedamaian dan saya yakin
jika bapak punya niat baik, mereka akan menyambut bapak dengan baik. Salah satu
indikator kesejahteraan atau taraf kualitas hidup di Papua adalah pendidikan.
Untuk itu kualitas pendidikan di Papua harus diperhatikan. Selain itu, yang tak
kalah pentingnya, adalah negara mau membuka diri melihat persoalan di Papua.
Mari rangkul mereka dan percayakan orang asli Papua untuk membangun daerah
mereka. kami orang Papua butuh aksi nyata bukan solusi yang tidak ada
lanjutnya." (Aldi bimantara, Fakfak, Papua)
Saatnya Divestasi Saham Freepot Diberikan Bagi Tanah Papua
Reviewed by Unknown
on
16.55
Rating:
Post a Comment